Animakini Dorong Industri Kreatif Sub Sektor Animasi
SIAR.com, Jakarta — Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Creative Labs dan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) terus berkomitmen mendorong ekonomi kreatif khususnya sub sektor animasi untuk meningkatkan pendapatan ekonomi. Salah satu implementasinya adalah membuat forum yang dinamakan Animasi Cikini atau Animasi Terkini (ANIMAKINI) sejak tahun 2017.
Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf, Wawan Rusiawan mengatakan, ANIMAKINI diarahkan sebagai forum untuk berbagi pengetahuan antara para pelaku ekosistem animasi. Tujuannya agar dapat mendorong langkah yang dibutuhkan ketika membuat program kolaborasi yang efektif, sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi kreatif dari sub sektor animasi.
“Dengan kesadaran nilai-nilai budaya yang dimiliki Indonesia, Bekraf Creative Labs melakukan kegiatan pengelolaan untuk menggali potensi ekonomi, khususnya di subsektor animasi. Dengan berputarnya roda ekosistem industri animasi, setiap unit melibatkan interaksi timbal balik dari konsepsi ide, produksi, distribusi, eksibisi, apresiasi, dan pendidikan yang saling berkait berkesinambungan. Sehingga peran industri, pendidikan, pemerintah, komunitas, dan media bisa berjalan baik untuk memajukan ekosistem animasi ini,” papar Wawan di acara ANIMAKINI yang diadakan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta , Sabtu (22/9).
Forum ANIMAKINI berlangsung tanggal 20-22 September 2018 bersamaan dengan Cikini Fashion Festival (CIFFEST) 2018 yang merupakan bagian dari program BEKRAF Creative Labs. Perhelatan kolaboratif ini secara resmi dibuka oleh Dekan Fakultas Seni Rupa IKJ, Dr. Indah Tjahjawulan; Rektor IKJ, Dr. Seno Gumira Ajidarma, S.Sn., M.Hum.; dan Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Bekraf, Dr. Ir. Wawan Rusiawan, M.M.
Dalam kesempatan itu, Dekan Fakultas Seni Rupa (FSR) IKJ, Indah Tjahjawulan mengatakan, saat ini Fakultas Seni Rupa, Institut Kesenian Jakarta ditunjuk sebagai tim penyusun Grand Strategi dan Roadmap subsektor animasi untuk menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan Pusat Unggulan Animasi.
“Bekerjasama dengan Bekraf Creative Labs, IKJ menggelar ANIMAKINI untuk meningkatkan industri dan ekonomi kreatif bidang animasi dan menguji hasil dari penyusunan Grand Strategi subsektor animasi dan melengkapi database yang berkaitan dengan animasi dari pendidikan dan industrinya dimana dibutuhan kegiatan yang berhubungan dengan promosi animasi Indonesia,” tutur Indah Tjahjawulan.
Kali ini, program ini mengambil tema “Bangga Menggunakan Karya Anak Negeri”, ANIMAKINI 2018 mempersembahkan hasil kolaborasi dengan CIFFEST 2018.
Harapannya, melalui sinergi subsektor animasi dan fashion ini diharapkan menjadi ajang yang saling melengkapi dalam karya pameran dan pagelaran antara produk fashion yang berhubungan dengan kain dan produk animasi yang berkaitan dengan karakter, gerak, dan pencahayaan. Sehingga tercipta inovasi baru dengan menggabungkan unsur budaya urban dan membawa tema tentang kebanggaan menggunakan produk lokal yang unggul dan memiliki ciri khas.
ANIMAKINI 2018 mengelar rangkaian kegiatan, antara lain workshop, pameran, screening animasi, talkshow, seminar, master class dan kompetisi animasi. Kegiatan ANIMAKINI 2018 telah dimulai sebelum tanggal pelaksanaan, seperti workshop pengenalan animasi sejak dini kepada siswa-siswi SDN 11 Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang dimentori oleh pengajar FSR IKJ. Kemudian, dilanjutkan dengan workshop Manajemen Produksi Animasi untuk mahasiswa dan umum oleh Henry Edward Maspaitella, salah satu praktisi senior animator dari serial animasi “Adit Sopo Jarwo” yang bertempat di Galeri Seni Rupa IKJ.
Selain itu, ada Kompetisi Animasi kategori SMA/K dan Mahasiswa dengan pemenang yang diumumkan pada tanggal 21 September 2018.Pemenang Kompetisi AnimasiANIMAKINI 2018 yang terpilih untuk kategori SMA/K adalah karya berjudul Welak (2D animasi) oleh sutradara Toby Nugroho Wibisono dan tim animasi: Yoga Panji Sudrajat, Zaroh Wiraswastika, Siti Cholifah, dari SMK Negeri 4 Malang. Sedangkan pemenang terpilih untuk kategori Mahasiswa adalah karya berjudul Thinking Out Loud (3D animasi) oleh sutradara David Paddila Endridan tim animasi: Audrey, Yuni Audina, Hannia Rachma,dari Universitas Multimedia Nusantara. Pemenang favorit terpilih adalah karya berjudul Tentickles! (3D animasi) oleh sutradara Michael Gavin dan tim animasi: Johanna Febriany, Vivi Octalia,Yolanda Joan C, Muthia Mafhumah,dari Universitas Multimedia Nusantara.
Sementara untuk Master Class yang dipandu oleh Fajar Nuswantoro, M.Sn., sebagai moderator menghadirkan narasumber Firman Halim, Executive Creative Director Mullenlowe Indonesia dengan tema Membangun Branding Intelectual Property Character, studi kasus ip Paddle pop; Tirza Angelica, Animation Surpervisior MNC Animasi dengan tema Membangun Standar Animasi Indonesia Menuju Standar Internasional, studi kasus ip Kiko; Geri Azriel Siddik, Manager Strategic Partnerships-Youtube Indonesia dan Malaysia dengan tema Strategi Memonetizing Konten Animasi untuk Mendapatkan Profit; dan Darryl Wilson, CEO Kumata Studio dengan tema Kolaborasi Studio dalam Penggarapan Si Unyil dan Si Juki. Kegiatan hari kedua diakhiri dengan pemutaran karya tugas akhir siswa SMK dan mahasiswa yang terpilih sebagai nominator serta pengumuman pemenang Kompetisi Animasi SMA/K dan Akademik.
Penutupan yang berlangsung tanggal 22 September 2018 digelar Animation & Fashion Performances, yaitu pertunjukan seni kolaborasi antara animasi dengan fashion melalui CIFFEST. Sinergi antara animasi dan fashion dihadirkan pula dalam ruang pameran yang menampilkan infografis sejarah animasi serta fashion Indonesia, ekosistem animasi dan fashion Indonesia, peta pelaku animasi dan fashion Indonesia yang meliputi pendidikan dan industri, serta display buku bidang animasi dan fashion. (Setia Ade Amarullah/Sadea)
Foto : LombaAsia