Animasi Lokal di YouTube Tumbuh, Bioskop Terdampak Pandemi
Memposting ulang artikel dari : https://www.jawapos.com/entertainment/music-movie/26/10/2020/animasi-lokal-di-youtube-tumbuh-bioskop-terdampak-pandemi/
JawaPos.com – Kegiatan tahunan Animasi Cikini (Animakini) kembali digelar dengan mengangkat sejumlah tema. Di antaranya adalah perkembangan penayangan animasi karya anak bangsa serta dampak akibat pandemi Covid-19.
Seperti diketahui Animakini merupakan acara rutin yang diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa (FSR) Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Ketua Animakini 2020 Ehwan Kurniawan menyampaikan paparan soal perkembangan penayangan animasi karya anak negeri. ’’Saya menyajikan riset atau pemantauan dari 2014 sampai 2019,’’ katanya.
Media penayangan animasi yang dia pantau mulai di antaranya adalah bioskop, televisi, sampai kanal YouTube. Dia memaparkan bahwa ada tren kenaikan tayangan kartun di YouTube. Sebaliknya ada penurunan di bioskop.
Dalam paparannya pada 2014 ada film animasi yang tayang di bioskop. Kemudian pada 2017 jumlahnya naik menjadi dua film animasi lokal tayang di layar lebar tanah air. Lalu pada periode 2018 dan 2019 film animasi tanah air absen dari layar lebar.
’’Tahun ini sedianya ada enam film animasi yang tayang di bioskop,’’ jelasnya.
Akan tetapi, baru dua animasi saja yang tayang yaitu film Titus dari MNC Studio dan Riki Rhino dari Batavia Pictures. Sisanya empat film animasi lainnya tidak jadi tayang di bioskop sampai saat ini. Alasannya adalah bioskop-bioskop di Indonesia sudah lebih dahulu ditutup akibat pandemi Covid-19.
Keempat film animasi karya anak bangsa yang sedianya tayang di bioskop tahun ini adalah Adit Sopo Jarwo The Movie (MD Picture), Si Juki 2 (Falcon Picture), Riki Rhino 2 (Batavia Picture), dan Nussa (Visinema Picture).
Pada saat tren penayangan animasi di bioskop turun dan terdampak pandemi Covid-19, Ehwan mengatakan ada pertumbuhan tayangan animasi lokal di kanal YouTube.
Pada 2014 lalu ada 10 animasi lokal tayang di YouTube. Kemudian pada 2017 naik menjadi 20 animasi. Lalu di periode 2018 ada 25 animasi tayang di bioskop. Sedangkan di periode 2019 ada 27 animasi yang diunggah di YouTube.
’’Menunjukkan animator atau studio animasi sekarang sudah tahu potensi pendapatan (menayangkan, Red) animasinya di YouTube,’’ tuturnya.
Menurut dia channel YouTube animasi lokal dengan jumlah subscriber lebih dari satu juta akun, memiliki potensi penghasilan yang besar. Apalagi jika kreator atau animator konsisten mengunggah karyanya.
Sementara itu, Rektor IKJ Indah Tjahjawulan mengatakan ada yang berbeda dalam penyelenggaraan Animakini tahun ini. Di antaranya adalah harus dilaksanakan secara daring. Karena untuk mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
’’Namun meski semuanya harus berjarak, animasi Indonesia harus tetap bergerak,’’ kata Indah yang baru beberapa hari lalu dilantik sebagai Rektor IKJ.
Pada tahun keempat penyelenggaraannya, dia berharap Animakini bisa menjaga konsistensinya. Sehingga bisa menjadi tempat untuk mendukung pertumbuhan animasi di Indonesia.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Hilmi Setiawan