IKJ Gelar Animasi Cikini dan Cikini Fashion Festival
JAKARTA – Fakultas Seni Rupa IKJ dan Bekraf Creative Labs (BCL) kembali menyelenggarakan Animasi Cikini (Animakini) dan Cikini Fashion Festival (CIFFEST). Animakini fokus pada riset terkait dunia akademik untuk memajukan industri animasi di Indonesia.
Dekan Fakultas Seni Rupa IKJ, Indah Tjahjawulan mengatakan, penelitian pemakalah yang dipaparkan di Animakini 2019 bisa menjadi rujukan dalam riset dan pengembangan animasi dari akademik untuk kebutuhan industri. Ini disebabkan dari dunia industri animasi bisa memberikan transfer ilmu ke generasi dunia pendidikan baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.
“Sehingga kedepannya hasil riset bisa disimulasikan dalam standar kerja yang baik dan terukur. Diharapkan lembaga Pemerintah dapat membantu untuk memfasilitasi dan mendukung data yang terkumpul, terkait hasil penelitian dan karya animasi terpilih,” kata Indah melalui siaran pers Senin (23/9/2019). Indah berharap hasil riset ini bisa dikembangkan untuk dikolaborasikan dengan sub sektor industri lainnya. Bahkan bisa dipublikasikan dan direkomendasikan ke tingkat internasional.
Kemudian, data yang terkumpul bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan animasi di Indonesia. Dengan demikian konsep pentahelix dalam ekonomi kreatif bisa dijalankan. Dia menjelaskan, Animakini menyelenggarakan beberapa seminar. Beberapa pembicaranya seperti Profesor Suyanto dari AMIKOM Yogyakarta, Kepala Program Studi Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Bandung Intan R. Mutiaz serta CEO Kulstori Fajar Nuswantoro.
Selain itu juga disahkan kerja sama dengan Asosiasi Program Studi DKV Indonesia untuk Panel Diskusi Pemakalah Seminar Animasi dan Media Visual. Dihari yang sama sekaligus juga dilaksanakan Kongres Pertama Asprodi DKV Indonesia.
Selain itu juga dilangsungkan pengumuman pemenang dan penayangan animasi terpilih karya tugas akhir mahasiswa dan pelajar peserta lomba yang mengangkat tema Eksplorasi Cerita Nusantara. “Dari total keseluruhan 65 peserta lomba, Animakini 2019 mencoba mewadahi karya animasi tingkat pelajar dan mahasiswa sehingga bisa mengumpulkan hasil karya dari berbagai sekolah dan kampus di seluruh Indonesia,’’ jelas Indah.
Dia menambahkan, dengan adanya lomba animasi akan menjadi daya tarik untuk bisa bekerja sama dengan stasiun TV atau institusi terkait publikasi. Untuk bisa ditayangkan atau direkomendasikan dalam lomba tingkat Asia atau global, serta para peserta terbaik dari kategori 2d dan 3d animasi dapat berkolaborasi dengan lembaga lainnya.
Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif, Wawan Rusiawan memaparkan tentang perkembangan subsektor animasi di Indoneia. Dia mengatakan ada 16 subsektor dalam ekonomi kreatif. Untuk subsektor prioritas di antaranya adalah film, animasi, video aplikasi & game musik, sedangkan untuk subsektor unggulan terdapat kuliner fashion dan kriya.
Kemudian, subsektor dengan pertumbuhan tertinggi adalah TV & Radio, seni pertujukan, film, animasi, video aplikasi & game DKV. Menurutnya, dalam statistik ekonomi kreatif; kontribusi film, animasi & video terhadap PDB ekonomi kreatif telah berkontribusi sebesar 0,18% atau senilai Rp1,808 triliun.
Penulis: Neneng Zubaidah
Sumber: sindonews.com